Wednesday, October 25, 2006

Kalau cinta memang buta..

Orang sering berkata cinta itu buta, sayapun tidak jarang bertanya-tanya sebuta apakah cinta itu? adakah batasannya?

Seorang teman cukup bersyukur memiliki seorang sahabat ketika sahabatnya tahu-tahu berinisiatif untuk membantunya mendapatkan perhatian seorang cewek yang baru mereka kenal. Sebut saja Alan seorang yang ramah supel dan mudah sekali berteman, namun demikian hal itu membuat para gadis lebih suka untuk menjadikannya teman daripada seorang pacar. Lain halnya dengan si Barry, sahabat baik Alan sejak empat tahun yang lalu. Di mata para gadis Barry terkenal menarik dan pandai membaca hati seorang wanita. Tak elak lagi sudah banyak gadis yang menjadi suka kepadanya. Sampai pada suatu hari mereka berkenalan dengan Cherry, yang kebetulan adik kelas mereka.

Sejak Barry menawarkan bantuan dan dukungannya kepada Alan untuk mendekati Cherry, Alan menjadi semakin percaya diri bahwa dia akan mendapatkan perhatian Cherry. Barry memiliki segudang siasat supaya Alan dapat menarik perhatian cewek, seperti mengubah penampilannya, cara berbicara dengan cewek, sampai memberi surprise yang romantis. Alanpun mendengarkan dan mencoba saran-saran Barry. Pada mulanya semua berjalan lancar sampai Alan mulai melihat perubahan sikap Barry, dari seorang mak comblang yang lambat laun lebih terlihat seperti dirinya yang sedang mendekati Cherry.

Alan curiga kalau-kalau Barrypun mulai menaruh hati kepada Cherry. Makin hari, dia merasa Barry yang semula mendukung perjuangannya mendapatkan Cherry menjadi seseorang yang bersaing dengannya untuk mendapatkan Cherry untuk dirinya sendiri. Alan berpikir seorang sahabat harus saling terbuka, maka dari itu akhirnya Alan memutuskan untuk berbicara empat mata dengan Barry. Barry mengakui bahwa kadang kala dia tidak dapat mengontrol dirinya ketika bercakap-cakap dengan Cherry namun Barry meyakinkan Alan kalau dia masih mendukungnya dan berusaha mengubah kelakuannya. Alanpun merasa sedikit lega karena Barry mau berkata apa adanya. Meskipun demikian, kepercayaan dirinya telah menurun melihat kenyataan kalau benar Barry mendekati Cherry juga maka hampir tidak ada peluang buatnya untuk mendapatkan perhatian gadis itu.

Semakin hari bukannya berkurang, sikap Barry terhadap Cherry semakin menunjukkan kalau dirinya tertarik kepada gadis itu. Alan tidak habis pikir apa maksud perkataan Barry beberapa hari yang lalu. Baginya perkataan dan perbuatan Barry sama sekali bertolak belakang. Alan merasa dibodohi. Sekali lagi dia bertanya kepada Barry apakah dia menyukai Cherry, dan sekali lagi Barry mengelak seraya berkata Cherry bukan tipe gadis yang disukainya dan dia hanya ingin menjadi teman dekatnya. Hanya saja kali ini Barry menambahkan, kalau shit does happen dan Cherry akhirnya bersamanya bagaimana pendapat Alan. Alan yang sedang dimakan amarah tanpa berpikir segera menjawab, kalau hal itu terjadi maka berakhirlah persahabatan di antara mereka. Barrypun menjadi terdiam mendengar reaksi Alan.

Apakah saat itu sebenarnya Barry telah mencoba berkata jujur kalau dia menyukai Cherry di samping kekhawatirannya akan dianggap tidak tulus oleh sahabat yang semula didukungnya itu? Setelah mendengar jawaban keras Alan, sepertinya hal itu telah membulatkan keputusan Barry untuk menyembunyikan kenyataannya dari Alan.

Cinta atau mungkin lebih ke arah hasrat dan napsu itu mungkin memang membutakan hati dan pikiran. Saat pikiran dan hati nurani ingin berkata "tidak" karena ini akan merusak sebuah persahabatan, hasrat berkata "aku ingin memiliki" dan mulutpun seringkali lebih mengikuti hasrat daripada suara hati.

Cherry menyukai Barry, Barry dan Alan menyukai dirinya namun Cherry tidak sadar akan hal itu sampai akhirnya... Dua hari setelah pembicaraan kedua sahabat itu, Alan mendengar dari seorang temannya kalau Barry telah jadian dengan Cherry. Ketika prasangkanya menjadi kenyataan ditambah kenyataan bahwa dirinya bukanlah yang pertama mendengar kabar itu dari mulut sahabatnya sendiri, Alan menjadi sangat kecewa dan semakin merasa tidak dihargai dan dikhianati oleh orang yang selama ini dia anggap teman terbaiknya.
Sejak hari itu pula, Barry tidak pernah mengontak Alan dan cenderung menghindar darinya. Mungkin Barry berharap Alan akan memaklumi dan mengerti seiring dengan berlalunya waktu.

Lalu apakah arti persahabatan yang telah mereka bentuk selama bertahun-tahun? Bukankah seorang sahabat adalah teman yang paling bisa dipercaya dan kepadanya kita mampu menceritakan rahasia-rahasia kita? (Yoh 15:15; tentang kasih dan persahabatan)
Demikian pula dengan cinta,
Apakah Barry sungguh memikirkan perasaan Alan atau dia hanya mementingkan dirinya sendiri? Apakah pernyataan cintanya kepada Cherry hanya didasari napsu belaka?
Demikian pula dengan Alan, di manakah kasihnya terhadap Barry ketika dirinya dikuasai amarah dan iri hati? Dapatkah dia memaafkan Barry?
(Gal 5:14-26; berisi tentang keinginan daging dan buah-buah roh termasuk di dalamnya tertulis tentang orang makan teman sendiri dan pengendalian diri)