Thursday, November 09, 2006

Bolehkan membenci orang lain?

Hai teman mengapa engkau membenci sesamamu? Mengapa engkau sering kali menyimpan kesalahan dan merencanakan sebuah pembalasan ketika sesamamu itu berbuat sesuatu yang menyakiti hatimu?
Bukankah Tuhan memerintahkan setiap dari kita untuk saling mengasihi? Terlebih untuk mengampuni orang yang bersalah pada kita tujuhpuluh kali tujuh kali?
Memang benar pada masa perjanjian lama tangan diganti tangan, nyawa harus dibayar dengan nyawa. Namun semuanya itu sudah dihapuskan dengan hukum kasih, bukan? Ketika engkau ditampar pipi kananmu, maka berikanlah juga pipi kirimu. Adapun alasannya karena pembalasan tiada akhir, seseorang berbuat jahat padamu lalu engkau melakukan pembalasan, apakah setelah itu tidak akan ada lagi orang yang memikirkan sebuah pembalasan terhadapmu? Balas dendam itu tiada akhir namun kalau engkau memutuskan untuk memaafkan dan mengasihi musuhmu itu, adakah yang akan menuntut balas akan perbuatanmu itu?
Pada dasarnya kita tidak memiliki hak untuk menghakimi karena Tuhan sendiri berfirman penghakiman terhadap perbuatan seseorang itu adalah hak-Nya seorang. Terlebih ketika hari Tuhan itu datang, adakah seseorang yang dapat lari dari penghakiman terakhir itu, ketika setiap dari kita akan diminta pertanggungjawaban atas semua perbuatan yang pernah dilakukan selama hidup?

Orang mengasihi orang-orang dan teman-temannya yang berbuat baik adalah hal yang biasa dan semua orang melakukan hal itu. Tetapi jika engkau mengasihi orang yang menyakitimu bahkan musuh-musuhmu, saya tahu itu bukan sesuatu yang mudah dilakukan oleh kebanyakan orang namun jika kita bisa melakukannya bukankah itu lebih dari biasa?

Tuhan mengasihi semua ciptaanNya terlebih manusia yang diciptakan berdasarkan rupa dan gambaranNya. Dia sekalipun tidak pernah membenci seorang dari kita, ketika Dia membenci, kita tahu yang dibenciNya bukanlah orangnya melainkan perbuatannya yang tidak berkenan di hadapanNya.
Sebagai seorang yang sudah diangkat menjadi anakNya, pernahkah engkau berpikir hati Bapa terluka ketika melihat anak-anakNya berseteru satu dengan yang lain, menyimpan dendam dan merencanakan pembalasan? Seperti Bapamu yang di surga demikian pula orang tua kita di bumi. Saya masih mengingat betapa sakit dan kesalnya hati mama saya ketika saya bertengkar hebat dengan adik saya. Namun ketika kami sudah berbaikan, mama sayapun lega dan mengajak kami pergi makan di luar.

Tahukah kamu, bahwa tak satupun dari persembahan dan ibadahmu akan diterima Tuhan kalau engkau belum menyelesaikan masalahmu dengan seseorang? Dia berfirman, tinggalkanlah persembahanmu itu dan pergilah berdamai dengan saudaramu baru setelah itu bawalah persembahanmu kembali (Mat5:24). Pikirkanlah kembali betapa sia-sianya segala pengorbananmu untuk berpuasa, beramal, berbuat baik, tetapi ketika dalam hatimu engkau masih terus menyimpan kesalahan orang lain, Tuhan tidak menerima satupun dari semuanya itu.

Maka dari itu, berbicaralah empat mata dengan sesamamu itu, tegorlah dia, kalau dia menyesal, ampunilah. Kalau ternyata dia tidak menyesal juga? doakanlah dia, serahkan urusan selanjutnya kepada Tuhan. Kalau dia mengulang kesalahannya lagi? Ampunilah kalau dia datang kepadamu untuk meminta maaf. Ada beberapa orang yang terus melakukan hal-hal yang menyakiti kita dan tak sedikit dari mereka melakukannya dengan sengaja, namun selama kita tidak memikirkan sebuah pembalasan, yakinlah Bapamu yang di surga membenarkanmu dan Dia sendiri yang akan membela dan melakukan pembalasan untuk kita. Amiiinn...

Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum (Mat 12:37)