Tuesday, November 28, 2006

Newborn baby

Ceritanya seminggu yang lalu saya baru saja mengunjungi teman yang baru saja melahirkan. Duh kalau dilihat-lihat lagi ternyata generasi saya sudah cocok jadi mamah-papah ya. Ga terasa rasanya baru kemaren masuk bangku SMU sambil lirik-lirik berburu teman cowok yang cakep, jadi mak comblangnya temen, eh sekarang sudah banyak yang tunangan, menikah, bahkan punya anak. Alamakk saya belum bisa membayangkan kalau bayi itu anak saya sendiri bagaimana yaa hohohoho...nak ibukmu ini belum mapan, calon bapakmu juga masih perlu banyak berdoa dan berusaha supaya diberi berkat dan kemampuan yang cukup untuk membangun sebuah keluarga (hahaha....my wish??).

Yak malem itu kita berempat saya, Anton, Harbud, dan Hendra pergi ke rumah temen kita, Nova yang baru saja dikaruniai seorang putra bernama Ovaltine..eh...Milo ding. Bapaknya Milo? wah itu ceritanya panjang, saya cuma bisa bersyukur kalau teman saya Nova memilih untuk mempertahankan bayinya sampai lahir daripada membuangnya ketika bapaknya si orok tidak menginginkannya. Hasilnya? ya lahirlah si Milo bayi blasteran Indo-Belanda, cakep bok biar masi bebi.
Malam itu baby Milo lagi tiduran di dalam sarung selimut di atas sofa ketika mamahnya menyambut tamunya, siapa lagi kalau bukan kita hehehe. Berhubung sofanya terbatas, saya menawarkan diri mangku si Milo biar bisa duduk. Duhh kecilnya si Milo panjangnya ga lebih dari boneka Eeyore saya, begitu kecil begitu rapuh sampai-sampai ketika menggendongnya pun harus super hati-hati. Untung ibunya Nova rek, ga gitu kuatir kalau kita ngapa-ngapain bayinya..hehehehe sori-sori bercanda Nov.

Bayi Milo masih belum tahu apa-apa soal apa yang terjadi di antara mama-papanya. Yang dia tahu cuma nangis minum susu bobok dan buang air. Namun berkat Milo, Nova mulai belajar menjadi seorang ibu dan sang bapakpun rindu untuk menjadi bapak yang baik buat Milo. Lho? katanya bapaknya ga mau punya anak?
Cerita punya cerita, ternyata pacar Nova bapak Milo diundang pas Nova ngelahirin.Melihat perjuangan si cewek ngeden selama setengah harian (menurut Nova ada 15 jam-an) sampai rasanya mau mati, yang nungguin juga paling sampe ga sabar, trus akhirnya keluar juga si orok, luluhlah hati cowoknya melihat bayinya lahir dengan selamat dan sejak detik itu resmilah dia menjadi BAPAK. Kaya cerita sinetron yah? Ember...disyukurin saja lah kalau si cowok kini telah berubah hatinya dan memilih bertanggung jawab sebagai seorang ayah.


Balik soal si Milo. Mungkin ini yang disebut innocent yang paling innocent, di pangkuan saya (ato sekali-sekali dioper ke Harbud karena tangan keju juga kalau lama-lama), si Milo tetap saja bobok sambil bentar-bentar kedip-kedip trus bobok lagi ketika mamahnya lagi seru cerita bagaimana sekarang sang bapak seneng banget punya baby dan perhatiannya makin bertambah buat Nova ma Milo. Amiiinnn, puji Tuhan deh...bagaimanapun kalau sudah kehendak yang Di Atas pasti berjalan meskipun hanya melalui perantaraan seorang baby bernama Milo yang belum tahu apa-apa dan belum bisa dikasih tahu.

Sapa bilang bayi ga bisa apa-apa, Tuhan saja bisa memakai bayi sebagai alatNya. Baik menjadi hukuman karena perbuatan kedua orangtuanya ataupun menjadi pendamai dan pengikat dua orang yang pada mulanya tidak punya hubungan darah. Kecuali Yesus yang dikandung daripada Roh Kudus, bukankah setiap dari kita ini tercipta karena hasil kerjasama dua orang manusia yang beda kelamin?

Duh malah ngomongnya ngalor-ngidul...pokoknya buat Nova, Milo, dan bapaknya kita selalu doakan supaya kalian semakin erat dan dapat membangun keluarga yang bahagia di dalam Tuhan. Aminn.