Monday, May 22, 2006

Cerita Sepasang Sandal Jepit

Pada suatu hari di desa "Swallow" diakan acara kawin massal (baca: nikah bareng-bareng). Dengan pak pembuat sandal sebagai penghulunya, bersama-sama setiap pasang sandal yang hadir mengucapkan janji.
"Kami dengan ini akan setia kepada majikan kami seperti kami setia kepada pasangan kami. Baik dalam keadaan dipakai atau tidak dipakai, baik dalam keadaan baik ataupun kotor sampai maut memisahkan." (cieee ada juga janji kaya gini hehe..).

Seusai mengucap janji bersama, masing-masing pasang sandal dipersilahkan masuk ke kamarnya yang berupa sebuah kantong plastik dan diminta menutup pintu dengan segel "Swallow."


Tak lama kemudian, sepasang sandal jepit merah dibeli oleh seorang gadis bernama Lea. Tentu saja sandal kiri dan sandal kanan sangat bahagia karena mulai saat itu mereka memiliki kerjaan tetap di rumah Lea. Apalagi yang lebih membahagiakan bagi sepasang sandal baru selain dibeli dan menjadi berguna bagi orang lain terlebih ketika keduanya selalu bekerja bersama.

Hari-hari pertama sepasang sandal merah di rumah Lea bukanlah hal yang mudah. Lea sering berkomentar kalau keduanya masih teralu kaku dan hanya mempekerjakan mereka sebentar-bentar dan lebih memilih memakai sandal jepit biru buntutnya yang alasnya sudah aus. Seringkali, sandal jepit merah ditinggal begitu saja di ambang pintu. Namun sandal kiri dan sandal kanan tidak pernah menyerah mereka tetap menjalankan tugasnya dengan setia tidak hanya ketika Lea memakainya melainkan juga siapa saja yang menemukan dan memakai mereka di tengah teriknya matahari ketika menjemur pakaian atau siraman air sabun saat mama mencuci baju. Mereka berharap suatu saat nanti Lea menyadari betapa berguna dan profesionallnya mereka seperti pendahulunya sandal jepit biru.

Dengan berjalannya waktu, sandal jepit biru akhirnya dipensiunkan karena sudah tidak mampu lagi menemani Lea berjalan jauh. Sebagai imbalannya, kini mereka beristirahat dengan tenang di gudang dan menunggu waktunya. Melihat perjalanan karir sandal jepit biru, sandal jepit merahpun berharap mereka akan terus bersama dan melayani majikannya sampai tua dan menjadi sandal buntut.

Sejak sandal jepit biru pensiun, sandal jepit merah sekarang menjadi kesayangan Lea. Perjuangan mereka tidak sia-sia. Hampir kemanapun Lea pergi ketika dia tidak sekolah, dia selalu memilih mereka sebagai alas kaki. Keliling rumah, ke pasar, ketika bermain bersama tetangganya, berkunjung ke rumah kakek-nenek, bahkan saat tamasya di pantai, sandal jepit merah tidak pernah ketinggalan.


Saat hari telah berakhir mereka ditaruh manis bersama sepatu dan sandal yang lain di rak sepatu. Di lihat dari model dan harga, mungkin sandal jepit merah tampak paling sederhana dan murahan. Namun sandal jepit kanan tidak merasa minder karena sandal jepit kiri selalu ada di sampingnya. Keduanya tidak menginginkan berganti pasangan atau menyeleweng :p bagi mereka cukuplah berbahagia dengan pasangan yang diberikan bapak pembuat sandal.


Ada kalanya merekapun bertengkar. Suatu kali ketika Lea mau mengambil mangga di kebun belakang yang juga tempat memelihara ayam-ayam papanya Lea. Tiba-tiba tanpa sengaja sandal jepit kiri menginjak tahi ayam dan sandal jepit merah menertawakannya karena sandal jepit kini jadi kotor dan bau bacin. Sandal jepit kiripun ngambek dan mogok kerja dengan menubrukan dirinya ke sebuah batu. Melihat perbuatan sandal kiri, sandal kanan berusaha menahan Lea supaya tidak jatuh namun tidak kuat dan akhirnya tali sandal jepit kanan putus dan Leapun jatuh tersungkur. Lea kembali ke rumah dengan satu sandal sambil membawa sandal kanan yang tak berdaya karena telah putus talinya.


Lea menyadari sandal kirinya menginjak kotoran lalu setelah meletakan sandal kanan di emperan rumah, dia mencuci sandal kiri. Sandal jepit kiri menyesali perbuatannya, ditengah guyuran air kraan diapun menangis melihat pasangannya yang tergeletak tak berdaya. Lea meletakan sandal kiri tepat di sebelah sandal kanan yang telah putus lalu meninggalkan mereka. Apakah gunanya sebuah sandal tanpa pasangannya? Pasangan sandal jepit kiri cuma sandal jepit kanan seorang. Kini setelah pasangannya putus, sandal jepit kiri tinggal menunggu kapan Lea akan membuangnya.

Di luar dugaan Lea kembali sambil membawa lem kuat dan menyambung kembali sandal jepit kanan. Namun tentu saja supaya lem itu bekerja Lea harus membiarkannya selama satu hari. Sejak hari itu sepasang sandal jepit merah berbaikan dan kembali menjalankan tugasnya sebagai alas kaki. Meskipun tidak sekuat dulu lagi namun selama mereka bersama dan tidak putus, mereka akan selalu berguna di rumah Lea. :) :) Yang rukun ya sandal jepitku sayang hehehehe.......

--THE END--