Tidak terasa sudah mau mendekati bulan Juli lagi. Kabar baiknya cuaca di Belanda menjadi semakin hangat dengan bergesernya musim semi ke musim panas. Kabar yang kurang baiknya, keuangan makin menipis dan planning ke depan masih burem-burem gimana gitu. Satu, ID sudah mau mendekati deadline dan harus menyiapkan segunung dokumen lagi untuk meyakinkan pihak imigrasi agar memberi saya ijin tinggal. Tempat mangang atau kerja masih belum menentu. Sebenarnya ada satu interview telah menanti di akhir bulan ini, namun kemungkinan untuk diterima atau ditolak masih 50:50. Saya sungguh harus belajar memperkuat iman...pertama iman ketrima kerja terus yang kedua iman akan masa depan yang cerah meskipun tidak berarti harus di Belanda.........(begitu lohhh).
Mungkin saya kebanyakan terpengaruh lingkungan sekitar terutama ketika mendengar rekan-rekan saya tidak sedikit yang bisa melanjutkan kerja di Belanda setelah lulus. "Holland is my first priority" pikiran seperti ini yang terus dimainkan di kepala saya. Ga jelek-jelek amat sih karena dengan demikian saya juga ikut termotivasi untuk tidak menyerah dulu mencari tempat magang untuk 6 bulan mendatang. Jeleknya saya tidak bisa melihat peluang yang mungkin lebih besar di tempat lain; apa coba kalau bukan memulai karir sendiri di satu perusahaan, trus menetap, dan mulai memikirkan rencana berkeluarga (kalau Tuhan mengijinkan).
Lepas dari semua pikiran itu sebenarnya saya masih menikmati kehidupan saya sebagai full-time mahasiswa dan pengangguran. Tinggal dekat ma gereja tempat saya pelayanan dan dekat pula dengan si doi dan teman-teman yang masih berdomisili di Belanda (meskipun jarang ketemu hehehehe). Ternyata rasa syukur itu masih ada di tengah berbagai ketidaktentuan dalam hidup saya. Jadi jalani saja deh...dengan tetap berusaha dan berdoa Amin!!
Mungkin saya kebanyakan terpengaruh lingkungan sekitar terutama ketika mendengar rekan-rekan saya tidak sedikit yang bisa melanjutkan kerja di Belanda setelah lulus. "Holland is my first priority" pikiran seperti ini yang terus dimainkan di kepala saya. Ga jelek-jelek amat sih karena dengan demikian saya juga ikut termotivasi untuk tidak menyerah dulu mencari tempat magang untuk 6 bulan mendatang. Jeleknya saya tidak bisa melihat peluang yang mungkin lebih besar di tempat lain; apa coba kalau bukan memulai karir sendiri di satu perusahaan, trus menetap, dan mulai memikirkan rencana berkeluarga (kalau Tuhan mengijinkan).
Lepas dari semua pikiran itu sebenarnya saya masih menikmati kehidupan saya sebagai full-time mahasiswa dan pengangguran. Tinggal dekat ma gereja tempat saya pelayanan dan dekat pula dengan si doi dan teman-teman yang masih berdomisili di Belanda (meskipun jarang ketemu hehehehe). Ternyata rasa syukur itu masih ada di tengah berbagai ketidaktentuan dalam hidup saya. Jadi jalani saja deh...dengan tetap berusaha dan berdoa Amin!!
