Sunday, December 10, 2006

In a relationship...

Iya yang saya maksudkan dengan in a relationship adalah segala hubungan cowok-cewek yang sedang deket a.k.a. ttm, htm, dan yang baru saja meresmikan hubungan menjadi pacar. Kenapa tahu-tahu membawa topik ini, saya juga kurang mengerti. Anggap saja sedang mengikuti kata hati nih.

Mungkin memang benar kalau orang bilang ketika sedang berduaan, "dunia serasa milik berdua yang lain cuma teken kontrak" huhuhuhu. Maka dari itu percaya saja kalau setelah itu banyak orang bilang "cinta itu buta kaya pakai kacamata kuda." Sudah tahu kita tu hidup di tengah berjuta-juta penduduk bumi, kalau lagi bercumbu yang kelihatan cuma si dia dan si dia..yang lain jadi kasat mata kali yee.

Saya lagi sirik?? ember kali. Namun demikian walaupun saya akhir-akhir ini menjadi sirik terhadap adik sendiri dan beberapa teman yang baru saja jadian dan dua orang teman yang lagi pada pdkt (baca: pendekatan aka naksir), fenomena in-a-relationship ini mungkin sebenarnya cukup mengingatkan saya pada diri saya sendiri tiga tahun silam waktu baru saja jadian.

Pinginnya berduaan terus, ga ketemu satu hari rasanya kaya setahun, ga bisa hidup tanpa dirinya, harus mendengar suaranya setiap hari, setiap hari menanti smsnya, maunya berpeluk-cumbu sehari semalam suntuk, sedih banget kalau sudah waktu sudah menunjukan jam malam dan saatnya berpisah, bahkan demi si dia apapun rela untuk dikorbankan dan kalau perlu terjun ke jurangpun sanggup. Gombal?? Emangg...tetapi pada saat-saat itu siapa yang masih bisa berpikir dengan akal sehatnya..kebanyakan akan menganggap hal itu nyata.

Yang ditunggu dan diharapkan dari si doi tuh...peringatan 1 bulan jadian, 2 bulan jadian, dst., trus kado natal, kado valentine, surprise dan surprise lagi, dan tentu saja mengharapkan doi akan mengingat ultah kita dan (lagi-lagi) kadoo Ultah donnggg. Ga heran:
- Banyak cowok bakal bokek pada bulan-bulan pertama
- Setelah beberapa tahun berlalu banyak cewek dan istri-istri mengeluh sang pangeran sudah tidak seromantis masa-masa doeloe...


Karena sebenarnya kenyataan itu tidak seindah mimpi, ada baiknya lekaslah tersadar dari mimpi-mimpi yang indah tersebut. Cinta itu buta karena kita memilih menutup mata, melihat, dan ingin merasakan apa yang kita ingin rasakan dan lihat. Namun berapa lamakah hal itu akan bertahan? persoalan muncul, perselisihan pendapat dan pertengkaran tak habis-habisnya datang dan pergi meninggalkan luka di hati dan ribuan tetes air mata.
Tak terkecuali saya, sayapun mengalami masa-masa pasca bermimpi; sakit hati, merasa dikhianati, air mata, sampai menyiksa diri sendiri (karena kalau udah nangis napsu makanpun hilang dan tidurpun tidak pernah nyenyak lagi ya ga??). Dan saya percaya hal yang samapun pernah terjadi pada pasangan saya.

Yang saya pelajari ketika saya mampu mengatasi semuanya, satu per satu sampai saat ini adalah:
- Karena dipertemukan di gereja, jangan cepat menyimpulkanTuhan mempunyai rencana buat kita berdua sampai jenjang pernikahan.
- Sama halnya orang yang agamanya baik, pinter berdoa, dan selalu ikut pelayanan bukan jaminan dia akan menjadi pasangan yang baik, SAMPAI kita sendiri betul-betul mengenalnya luar dalam. (If you believe "don't judge the book from its cover," then you should think about this.)
- Jangan terburu-buru melangkah...dalam setiap hubungan ada waktunya mulai dari bergandengan tangan, menjadi teman dekat, sampai berciuman..pak Pendeta bilang "nantikanlah Tuhan, karena waktuNya-lah yang terbaik."
- Masih berhubungan dengan poin buru-buru; setiap jenjang hubungan itu ada "RAMBU-RAMBU-nya" atau ada batasnya.
- Belajar mengerti dan memaafkan, pacar itu bukan saudara sedarah, si dia itu dulu adalah orang asing yang tidak kita kenal. Jadi setiap ada masalah, saya sendiripun selalu belajar mengingat itu adalah bagian dari proses mengenal dirinya dan berusaha mencari jalan keluarnya. Walaupun begitu saya tidak mengingkari, sebagai seorang cewek, seringkali juga kalau si dia sedang super nyebelin....pikiran pertama yang keluar adalah "putus." :p LOL
- Kalau sedang perang dingin ma si dia, jangan membandingkan terlebih curhat langsung dengan cowok atau orang lain yang sepertinya juga punya rasa sama kita. Dengan kata lain "jangan libatkan pihak ketiga/orang ketiga."Pada akhirnya saya sadar, pikiran jelek kaya gitu hanya membuat salah satu pihak sakit hati (kalau kita milih "the other guy", tentu saja perang dingin itu akan berakhir ma kata putus, sebaliknya kalau kita rujukan ma si dia kasian dong si cowok lainnya...emang dia cuma tempat pelarian sementara?).
-Dan tentu saja...serahkan semua kedalam tangan Tuhan. Kita punya banyak rencana mo nikah kapan, mo punya anak berapa, hidup di mana, de-el-el, namun Tuhan yang memutuskan (mo bosen denger kalimat ini silahkan..namun bagaimanapun kalau itu kenyataannya bagaimana kita dapat lari dariNya?).
- dan masih banyak yang lain-lain....yang bisa dipelajari dari sebuah hubungan terlebih mereka yang sudah berkomitmen...seberapa kuatkah komitmen itu?

Akhirnya saya memang lagi sirik saudara-saudara. Bukan berarti saya ma si dia kepingin kaya gitu lagi (itu lho soal dunia milik berdua hihi) namun sadarlah kita yang ada di sekitarmu ini juga kepingin berbagi kebahagiaan karena kalian bisa in-a-relationship (bener lhoo!!). Sapa sih yang ga seneng temennya jadian (kecuali yang merasa kalah bersaing dan dikhianati teman sendiri :p), kan asyik kalau ikutan ditraktir tanda syukuran..hehe. Saya sebagai orang yang ngikut ngontrak dunia ini cuma kepingin bilang:
We still exist to share and pray for your happiness, to take care of the new couple and to be there to comfort when there's a trouble...may God Bless You as He blesses me with my beloved one...Amen.